Apa masih mungkin bersama?

Tepat empat tahun kita bersahabat. Ada aku, kamu, dia, dan dia. Satu kata yang pernah kita ucapkan “Best Friend Forever”. Forever? Kata yang tak pernah aku mengerti maknanya. Sebuah kata selamanya yang akankah berarti persahabatan ini akan berlangsung untuk selamanya. Sahabatku tercinta, aku masih di sini menunggu kabar dengan sejuta risau akan keadaanmu. Aku yang masih mampu tertawa saat aku melihat raut lucu di setiap potret kehidupan yang kita abadikan. Aku yang masih selalu berharap kita dapat berkumpul seperti dulu, seperti saat-saat kita masih menginjak masa putih biru tua.

Sahabat, apakah yang aku rasakan ini sama denganmu? Rasa rindu, sedih bingung, dan berbagai macam perasaan yang entah akan diungkapkan seperti apa. Teringat beberapa bulan yang lalu. Saat kita berkumpul, berenang, tertawa, dan makan bersama. Aku merasa saat-saat seperti itulah yang sangat aku rindukan. Saat di mana aku dapat tertawa lepas bersama tiga makhluk yang sangat mengerti akan keadaanku. Tiga makhluk yang sangat super, humoris, sering meledek, dan saling membagi kasih sayang. Sahabat yang sudah seperti saudara bagiku, yang seperti kakak-kakakku. Sahabat yang kadang suka mengaturku, dan beranggapan yang tualah yang berkuasa.

Ku lihat raut wajah kalian satu persatu. Sahabat ku kini telah dewasa. Sahabatku kini yang telah sibuk akan dunianya. Sahabatku kini yang ingin keluar dari gua tempat persembunyiannya, dari zona nyamannya. Sahabatku kini yang mulai mengerti arti kehidupan. Sahabatku yang mulai mandiri.

Saat mengingat kenangan antara kita berempat, air mataku tak dapat tertahan di kelopak mata. Dengan derasnya ia mengalir bersama berjuta kenangan yang mungkin tidak akan pernah terjadi lagi. Semua yang indah, semua yang membuatku merasakan arti sahabat. Namun, kalian yang terkadang membuatku terpuruk dalam kesepian. Karena tidak ada lagi canda tawa yang selalu menjadi penghias hariku.

Sahabatku tercinta, apakah masih mungki kita bersama? Saling bercanda dan selalu berkata “best friend FOREVER”