Sekali lagi, canda kembali hadir di sela-sela malam yang kian larut ini. Namun, sekali lagi aku harus menerima beratnya kata-kata yang terlontar dari mulutnya. Entah ini adalah kali berapa si bening jatuh lagi. Sedikit demi sedikit si bening mulai mengalir.
"Tuhan, aku hanya ingin merasa tenang di pelupuk mata. Aku tidak ingin terjatuh lagi. Aku ingin melihat yang di bawah sana (bibir) selalu mengukir lengkungan indah (senyuman). Dan aku ingin, aku akan terjatuh pasa masa yang tepat"
Satu demi satu kata terungkap dari si bening. memang, ia seharusnya tak berbicara. Kalimat tersebut hanya kiasan seolah si beningnya tak inginterjatuh.Nyatanya, aku yang menginginkan agar ia takkan jatuh. Tidak kali ini.Aku terus menahannya di tempay,ya di pelupuk mata. Namun, ia terus meronta dan aku sadar ia mulai menyiksa. Ia semakin terdorong untuk jatuh. Dan sekali lagi, aku kembali menangis.
Beningnyaa........ :'(
"Tuhan, aku hanya ingin merasa tenang di pelupuk mata. Aku tidak ingin terjatuh lagi. Aku ingin melihat yang di bawah sana (bibir) selalu mengukir lengkungan indah (senyuman). Dan aku ingin, aku akan terjatuh pasa masa yang tepat"
Satu demi satu kata terungkap dari si bening. memang, ia seharusnya tak berbicara. Kalimat tersebut hanya kiasan seolah si beningnya tak inginterjatuh.Nyatanya, aku yang menginginkan agar ia takkan jatuh. Tidak kali ini.Aku terus menahannya di tempay,ya di pelupuk mata. Namun, ia terus meronta dan aku sadar ia mulai menyiksa. Ia semakin terdorong untuk jatuh. Dan sekali lagi, aku kembali menangis.
Beningnyaa........ :'(
Tidak ada komentar:
Posting Komentar